Diskusi 1 - Pajak Bumi & Bangunan
Setelah mempelajari Materi Pajak Bumi & Bangunan silahkan diskusikan : issue-issue di seputar Pajak Bumi & Bangunan
Kontroversi Pajak Bumi dan Bangunan
Mengutip dari sebuah media, seorang wakil rakyat menyatakan beberapa point yang dia temui terjadi dalam konstituen yang diwakilinya yang kebanyakan adalah petani. Beliau menemukan bahwa setiap tahun terjadi kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Dimana dari namanya sendiri sudah kontroversial. Petani secara mendasar menggantungkan kehidupan dirinya dan keluarganya dari usaha pertanian yang unsur utama produktivitasnya adalah tanah/bumi itu sendiri. Bandingkan dengan kaum pekerja yang pajaknya didasarkan atas gaji/pendapatannya. Meskipun ada ahli lain yg menyatakan bahwa nilai dan tarif PBB termasuk tidak seberapa, akan tetapi dengan risiko usaha pertanian yang sangat tinggi, baik dari sisi harga, hama, dll, kenyataannya ada banyak petani yang semaik merasa berat untuk menanggung pembayaran PBB pertahun. Kadang-kadang pada saat jayuh tempo PBB mereka tidak mempunyai dana yang cukup. Sehingga pada akhirnya beberapa dari mereka harus menerima kenyataan pahit untuk menjual tanahnya untuk menghilangkan beban PBB. Meskipun saat ini secara kontradiktif pemerintah gencar mendengungkan stop konversi tanah pertanian. Jadi meskipun beberapa petani tidak ingin menjual tanahnya pada kenyatannya dia harus menjualnya akibat salah satunya beban PBB. Sekali petani sudah menjual tanahnya maka siklus marginalisasi kehidupan beserta segala permasalahannya akan sukar dihentikan.
Kontroversi Pajak Bumi dan Bangunan
Mengutip dari sebuah media, seorang wakil rakyat menyatakan beberapa point yang dia temui terjadi dalam konstituen yang diwakilinya yang kebanyakan adalah petani. Beliau menemukan bahwa setiap tahun terjadi kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Dimana dari namanya sendiri sudah kontroversial. Petani secara mendasar menggantungkan kehidupan dirinya dan keluarganya dari usaha pertanian yang unsur utama produktivitasnya adalah tanah/bumi itu sendiri. Bandingkan dengan kaum pekerja yang pajaknya didasarkan atas gaji/pendapatannya. Meskipun ada ahli lain yg menyatakan bahwa nilai dan tarif PBB termasuk tidak seberapa, akan tetapi dengan risiko usaha pertanian yang sangat tinggi, baik dari sisi harga, hama, dll, kenyataannya ada banyak petani yang semaik merasa berat untuk menanggung pembayaran PBB pertahun. Kadang-kadang pada saat jayuh tempo PBB mereka tidak mempunyai dana yang cukup. Sehingga pada akhirnya beberapa dari mereka harus menerima kenyataan pahit untuk menjual tanahnya untuk menghilangkan beban PBB. Meskipun saat ini secara kontradiktif pemerintah gencar mendengungkan stop konversi tanah pertanian. Jadi meskipun beberapa petani tidak ingin menjual tanahnya pada kenyatannya dia harus menjualnya akibat salah satunya beban PBB. Sekali petani sudah menjual tanahnya maka siklus marginalisasi kehidupan beserta segala permasalahannya akan sukar dihentikan.
Comments
Post a Comment