Resiko Pekerjaan


Bagian 1. Warisan Raja Mataram Dan Inovasi BPPT.

Sebuah berita yang sangat menggembirakan baru saja diterima oleh bangsa Indonesia. Bagaikan Natal datang lebih awal, Indonesia menerima kado berupa paket vaksin covid pertama yang telah selamat mendarat di bandara Soekarno-Hatta dan selanjutnya menungu verifikasi BPOM.  Paket vaksin pertama ini nantinya akan disusul dengan gelombang kedatangan vaksin lain dan juga mulai digunakannya vaksin 'merah putih' produksi dalam negeri sendiri.

Meskipun disambut gembira berbagai kalangan, namun kehadiran vaksin, tak ayal masih menyisakan kesangsian.  Apakah Covid-19 akan benar-benar pergi meninggalkan kita dan tidak kembali?  Apakah pandemi akan segera berakhir, dengan adanya program vaksinasi?

Beberapa pakar epidemiologi, jelas menaruh harapan besar kepada program vaksinasi. Namun tidak sedikit pula pakar yang masih meragukan efektivitas vaksin untuk membebaskan Indonesia dari pandemi.

Apapun jawabannya, yang jelas tahun 2020 merupakan tahun yang bisa merubah paradigma hampir setiap manusia di dunia.  Hanya tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru, tahun 2021. 
Persoalan dengan pergantian tahun biasanya adalah, banyak individu  merasakan resolusi tahun baru yang kurang dapat terrealisasi.  Namun tahun 2021, dipercaya akan menjadi saksi dari perubahan gaya hidup yang drastis. Benar-benar tahun 2020 adalah tahun yang dahsyat.

Gaya hidup baru tersebut adalah menjaga protokol kesehatan (prokes)  secara ketat, yang justru menurut para pakar merupakan 'vaksin' sesungguhnya yang cukup ampuh.  Tiap individu dituntut untuk selalu meningkatkan disiplin dalam hal  : sering cuci tangan atau pakai hand sanitizer, kenakan masker, jaga jarak, serta jaga daya tahan tubuh dan kesehatan.

Meningkatkan daya tahan tubuh menjadi penjaga gawang terakhir, agar kita tidak kebobolan oleh virus.  Banyak upaya dan pilihan yang bisa dilakukan oleh tiap individu untuk menjaga daya tahan tubuh. Saya sendiri secara pribadi lebih suka menjaga daya tahan tubuh dengan produk-produk herbal (jamu), selain karena sudah terbiasa sejak kecil, juga karena sifatnya yang lebih alami.

Penggunaan bahan-bahan berkhasiat alami dipercaya menimbulkan efek samping yang minimal bahkan tidak ada terhadap tubuh kita, di bandingkan bahan-bahan kimia.  Sudah banyak laporan yang menyatakan, penggunaan bahan kimia secara berlebihan dapat merusak organ, terutama ginjal.

Dari pendekatan di sisi inilah, diprediksi kaum milenial tahun depan akan lebih banyak mengkonsumsi produk herbal.  Sementara dilain sisi, generasi Y ini sudah terekspos dengan khasiat ramuan herbal yang dialami teman dan kerabat di sekelilingnya selama masa pandemi yang mengharuskan mereka untuk tetap produktif.

Konsumsi ramuan herbal dalam menjaga daya tahan tubuh terbukti ampuh untuk tetap mendukung aktifitas, bahkan meningkatkan produktifitas.  Hal ini saya alami sendiri secara pribadi. 

Saya adalah seorang wiraswasta UMKM  berumur 53 tahun yang hampir setiap hari menggunakan KRL (commuter line) Jakarta-Bogor pp.  Kadang-kadang juga Jakarta-Bekasi pp.  KRL merupakan moda transportasi pilihan utama warga untuk beraktifitas, sehingga selalu penuh.  Selama pandemi jumlah penumpang tertinggi mencapai hampir 400 ribu per hari (Bahkan sebelum pandemi bisa mencapai 1 juta penumpang per hari).  Tingkat keterisian yang tinggi ini merupakan tantangan tersendiri bagi resiko kesehatan tiap penumpang.

Belum lagi resiko faktor umur.  Menurut WHO, individu di atas 50 tahun rawan menderita sakit yang lebih serius dari sekedar serangan Covid 19 karena faktor komorbid yaitu faktor/penyakit lain yang akut maupun kronis.  Saya sendiri mempunyai tekanan darah yang cukup tinggi.  Selain itu pula saya mempunyai resiko diabetes genetis yang diwariskan dari orang tua.

Namun saya tidak boleh menyerah terhadap semua tantangan itu.  Pandemi Covid 19 memang mengkhawatirkan. Tetapi potensi hilangnya pendapatan jika aktivitas terhenti juga sama mengkhawatirkan.  Untuk mensiasati hal tersebut saya mengandalkan khasiat herbal wedang uwuh.

Pertamakali mengenal Herbadrink adalah ketika saya mencari wedang uwuh.  Saya adalah penggemar setia wedang uwuh, meskipun agak kesulitan mencari wedang uwuh di Jakarta.  Selain penjual memang tidak banyak, lokasinyapun hanya di tempat-tempat tertentu.  Penyiapannya pun perlu ada usaha, yaitu memasak racikan wedang uwuh dengan 3 gelas air hingga menyusut tinggal 1 gelas.

Mengetahui kesulitan saya, seorang sahabat dari Yogyakarta merekomendasikan Herbadrink wedang uwuh.  Sebenarnya sahabat ini juga yang menjadi penyebab tidak langsung saya mulai menyukai wedang uwuh.

Ceritanya, beberapa tahun yang lalu dia menyarankan tempat wisata ziarah, karena tahu saya menyukai tempat-tempat seperti itu.   Dia meyakinkan saya bahwa makam Raja-Raja Mataram Di Imogiri, Yogyakarta adalah salah satu tempat wisata ziarah terbaik Di Indonesia.

Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, saya akui memang merupakan tempat yang sangat menyenangkan untuk berziarah.  Namun untuk mencapai puncaknya kita harus menapaki kurang lebih 400 anak tangga yang cukup curam. Ini adalah uji kebugaran. Alhamdulillah saya berhasil mencapai puncaknya, meskipun dengan nafas yang hampir putus dan 1-2 kali berhenti untuk ambil napas.  Ziarah khusyuk dan sakral pun bisa berjalan dengan lancar ditengah keringat masih mengucur.

Nah setelah turun itu, banyak ibu-ibu renta penjual racikan wedang uwuh lengkap dalam berbagai ukuran.  Karena tertarik saya beli yang ukuran kecil dan menyeduhnya di salah satu warung yang berjajar di situ.  Memang badan terasa fit dan segar setelah meminumnya. 

Apakah efek yang saya rasakan ini akibat tersugesti oleh faktor lokasi yang keramat dan sakral, atau karena faktor keaslian racikan karena konon Imogiri dikenal sebagai asal wedang uwuh, atau karena memang kandungan bahan-bahan yang berkhasiat. Mungkin saja semua berpengaruh terhadap efek yang saya rasakan, namun yang jelas sejak itu saya setia dengan wedang uwuh.

Karena khasiatnya yang baik, kementerian Badan Riset Dan Inovasi Nasional/BRIN (dahulu BPPT), Pada tanggal 8 December kemarin,  memasukkan Wedang Uwuh ke dalam salah satu Bakti Produk Inovasi Covid 19 (https://m.mediaindonesia.com/read/detail/367170-menristek-serahkan-produk-inovasi-covid-19-pada-pemprov-jawa-barat).  Kita patut bersyukur karena lembaga resmi seperti BRIN (BPPT) yang Sangat kredibel dengan dukungan sumber daya tenaga ahli dan laboratorium lengkap merekomendasikan Wedang Uwuh ini sebagai inovasi.   Meskipun jika kita tanya ibu renta penjual wedang uwuh di Imogiri, ramuan ini katanya merupakan warisan dari para Raja Mataram.

Kembali ke Herbadrink, awalnya saya skeptis dengan minuman instant seperti itu.  Paradigma saya, racikan asli seharusnya lebih baik daripada yang instant, meskipun kelebihannya adalah sangat praktis.  Namun setelah saya coba Herbadrink Wedang Uwuh, saya cukup angkat topi, karena segera bisa merasakan badan saya segar dan fit lagi.  Rasanyapun cukup enak, meskipun ada sedikit perbedaan dengan racikan yang dari Imogiri.  Setelah saya cek kandungannya ternyata memang isinya lebih lengkap dari wedang uwuh yang dijual di Imogiri.

Salah satu ciri khas kandungan wedang uwuh adalah kayu secang, yang membuat warna merah dari wedang uwuh menjadi dominan.  Racikan kayu secang ini bila diseduh berkali-kali warna merahnya masih kuat, yang artinya zat aktifnya juga kuat. Zat aktifnya antara lain
brazilin, polifenol, flavonoid, saponin, tannin, dan minyak atisiri yang bermanfaat untuk menyehatkan dinding usus, mengobati diabetes tipe II, dan kanker prostat, selain sebagai antibiotik alami.

Kandungan lainnya adalah jahe, yang segudang manfaatnya bagi tubuh tidak perlu diragukan lagi.  Utamanya, jahe mampu menghangatkan tubuh dan menormalkan lambung.  Manfaat lain adalah dapat menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, mencegah kanker usus, mengobati penyakit rematik, dll.  Semua manfaat ini dihasilkan oleh adanya minyak atsiri zingiberena, zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, dan filandrena.

Ada pula sereh yang mengandung bahan aktif citronella, salah satu antioksidan kuat yang berfungsi sebagai anti penuaan dan anti kanker, selain sebagai anti nyeri (inflamasi) pada persendian.  Selain itu juga mengandung ekstrak pala, cengkeh dan kayu manis. Zat-zat ini mempunyai khasiat untuk mengontrol gula darah, memperbaiki sirkulasi darah, dll.

Silahkan dibuktikan sendiri khasiatnya.
#KebaikanAlamiHerbadrinkReview


Comments

Popular Posts